Minggu, 27 Januari 2013

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

-->
A.       Metode Pembelajaran
1.       Pengertian Metode Pembelajaran
Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.       Manfaat Metode Pembelajaran
Manfaat metode pembeajaran adalah
ü Guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
ü  Mempermudah dan mempercepat proses penyampain ilmu kepada anak didik.
ü  Mendeskripsikan kegiatan belajar-mengajar daya upaya mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar mendeskripsikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar. Metode mengajar mendeskripsikan pengalaman belajar siswa yang berproses sehingga jelas pentahapannya. Dari metode dapat kita lihat bagaimana  pengalaman belajar siswa berkembang sehingga siswa menguasai pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menguatkan sikap yang terbentuk melalui proses belajar.
ü  Menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu

3.       Macam – Macam Metode Pembelajaran
a.   Metode Ceramah
 Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wina Sanjaya mendefinisikan “ metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung  kepada sekelompok siswa.
Ada beberapa alasan yang mengapa metode ceramah  sering digunakan, alasan ini merupakan sekaligus menjadi keunggulannya. Keunggulan-keunggulannya adalah:
  1. Guru mudah menguasai kelas.
  2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
  3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
  4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
  5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Di samping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahannya adalah:
  1. Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
  2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
  3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
  4. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

b)     Metode Diskusi
”metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan metode diskusi. Ada beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu:
  • Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
  • Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
  • Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
  • Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan siswa.
  • Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain.
  • Dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Di samping itu juga, ada beberapa kelemahan-kelemahan penggunaan metode diskusi, di antaranya:
  • Diskusi terlalu menyerap waktu.
  • Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
  • Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab.

c)    Metode Tanya Jawab
”Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Keunggulan-keunggulan  dari metode tanya jawab adalah:
  • Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
  • Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
  • Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Adapun kelemahan-kelemahan dari metode tanya jawab ini adalah:
  • Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
  • Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
  • Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
  • Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

d)   Metode Demonstrasi
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Keunggulan-keunggulan metode demontrasi adalah:
  • Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
  • Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
  • Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
  • Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
  • Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
  • Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

Kelemahan-kelemahan metode demontrasi adalah:
  • Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
  • Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
  • Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
e)        Metode  Pemberian Tugas dan Resitasi
”Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi adalah:
  • Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
  • Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
  • Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
  • Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis

Kelemahan-kelemahan metode tugas dan resitasi adalah:
  • Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
  • Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
  • Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh.

f)         Metode Eksperimen
”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen adalah:
  • Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
  • Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
  • Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern

Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah:
  • Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
  • Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
  • Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
  • Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
g)        Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.,
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
  • Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
  • Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
  • Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
  • Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
  • Menarik kesimpulan.

Keunggulan-keunggulan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
  • Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
  • Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Kelemahan-kelemahan metode problem solving (metode pemecahan masalah) adalah:
  • Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
  • Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
  • Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

B.        Metode Pembelajaan Problem Based Learning ( PBL )
1.       Pengertian Problem Based Learning ( PBL )
         Problem Based Learning atau bisa disebut juga Pembelajaran bermasis masalah ( PBM ) memiliki pengertian dari beberapa ahli yaitu
a.       Menurut Tan ( 2000 ), Probelm Based Learning ( PBL ) atau Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada,
b.      Nurhadi (2004) mendefinisikan “model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan yang penting dari materi pelajaran
  1. Menurut Arends (2007), “Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi, inkuiri dan memandirikan peserta didik”.
Berdasarkan para ahli, disimpulkan bahwa Prolem Based Laerning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, inkuiri, pemecahan masalah dan mandiri.
Model pembelajaran ini berusaha membantu peserta didik menjadi pelajar mandiri dan otonom. Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan menggerakkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata dan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.
a).   Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Para pengembang pembelajaran berbasis masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a.      Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b.      Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c.       Penyelidikan autentik.
Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan  mendefinisikan masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi,  dan merumuskan kesimpulan
d.    Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.
e.       Kerjasama.
Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
b).   Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri.
Keterampilan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.
ü  Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
ü  Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
ü  Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:
ü  Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
ü  Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.
ü  Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
ü  Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
ü  Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
ü  Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
ü  Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
ü  Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
ü  Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang dibutuhkan.

Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan Matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret.
Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan ikuiri.
2.       Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning ( PBL )
a.   Keuggulam PBL
Menurut Sanjaya (2007: 219) memiliki keunggulan yaitu sebagai berikut.
(1)    Menantang kemampuan peserta didik serta memberi memberi kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
(2)    Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
(3)    Membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(4)    Merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.
b.   Kelemahan PBL
(1)    Memerlukan waktu yang panjang dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.
(2)    Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba (Sanjaya, 2007:220).






3.       Langkah – Langkah Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )
Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan tabel berikut ini;
Tahapan
Kegiatan guru
Tahap 1 :
Orientasi siswa terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 :
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.
Tahap 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Menurut Fogarty PBL dimulai dengan masalah yang tidak tersruktur dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasan melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Langkah – langkah yang akan dilalui siswa adalah
1.      Menemukan masalah
2.      mendefinisikan masalah
3.      Mengumpulkan fakta
4.      Pembuatan hipotesis
5.      penelitian
6.      Repharasing masalah
7.      menyuguhkan alternatif
8.      mengusulkan solusi.
Alur proses Problem Basd Learning dapat dilihat pada flowchart berikut.








KESIMPULAN DAN SARAN


A.       Kesimpulan
Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis  Masalah menggunakan kecerdasan diri individu yang berada dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk memcahkan masalah yang bermakna,  relevan dan kontekstual.
Penerapan PBL dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai fasilitatir sekligus sebagai pembimbing. Guru di tuntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBL dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa harus sia untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir.
Masalah yang dibahas harus relevan dengan tuntutan kehidupan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

B.        Saran
ü Bagi guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa yaitu PBM, perlu ditingkatkan karena tantangan kehidupan masa sekarng dan masa depan semakin kompleks.
ü Promblem Based Learning lebih ditepkan lagi dalam pembelajaran terutama IPS SD kelas tinggi supaya siswa lebih aktif dalam berfikir


 DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung. Rajawali Pers

Roestiyah. 1985. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bina Aksara Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar